LAKSANAKAN WORKSHOP LAWS OF THE GAME SEBAGAI SYARAT CLUB LICENSING, PELATIH BALI UNITED BERIKAN RESPONS!

20 February 2024, 11:54 +08

Pelatih kepala Bali United, Stefano Cugurra memberikan respons dengan adanya kegiatan Workshop Laws of the Game dalam memenuhi Club Licensing 2024 yang dilaksanakan hari Senin (19/2) kemarin sore.

Pelatih asal Brasil ini menyambut baik narasumber dari PSSI yang membidangi perwasitan di kompetisi yang terlaksana di Indonesia tersebut.

Coach Teco menilai dengan edukasi seperti ini memberikan pemahaman ilmu untuk jajaran tim pelatih, ofisial dan juga para pemain yang bermain di arena lapangan.

“Tentu bagus buat pemain, ofisial dan pelatih bisa memperoleh ilmu untuk dipahami saat menjalani pertandingan di kompetisi Liga 1,” ungkap Coach Teco.

Materi kali ini dibawakan oleh Bapak Yandri dari Departemen Wasit PSSI perihal offside, pelanggaran, handsball, dan penerapan VAR untuk kompetisi Liga 1.

Narasumber yang aktif juga sebagai anggota TNI AD ini pun menjelaskan secara detail dua hal sebuah keputusan hakim garis dalam menyatakan offside dalam suatu pertandingan.

Kedua hal itu adalah situasi deflection play dan deliberate play dalam suatu pertandingan.

Deflection play adalah dimana pemain belakang tidak mengontrol bola melainkan terkejut mendapatkan bola pantul ke lawan yang berdiri offside, maka posisi itu disebut offside.

Sementara Deliberate play adalah dimana pemain belakang ada ruang dan tidak terganggu dengan rekan setimnya. Kemudian mencoba melakukan kontrol bola yang memantul ke lawan yang berdiri offside, maka menjadi onside bagi lawan.

Kemudian soal pelanggaraan yang perlu dipahami adalah tipe pelanggaran yang membuat wasit memberikan kartu sesuai dengan jenis pelanggarannya.

Jika pelanggaran terjadi dalam kotak penalti dengan indikasi menarik, mendorong atau berpotensi mencederai lawan, maka dipastikan memperoleh kartu merah.

Termasuk dengan terjadinya situasi DOGSO (Denial of Goal Scoring Opportunity) dimana peluang gol bagi lawan terbuka lebar dan dilakukan pelanggaran.

Lalu soal handsball juga dibahas, dimana kategori ini terjadi ketika tangan semakin melebar dengan sengaja maka dikatakan sebagai handsball.

Sementara jika deflection atau memantul ke arah tangan, belum tentu dianggap sebagai handsball.

Segala aturan ini telah diatur dalam Laws of the Game tahun 2023/2024 yang sudah dikeluarkan oleh FIFA sejak bulan Juni lalu dan sebuah kompetisi mulai menerapkannya di seluruh dunia.

“Setelah memperoleh ilmu ini, pemain bisa punya keputusan lebih bagus sewaktu mereka bermain di arena pertandingan. Mudah-mudahan hasil dari kegiatan ini memberikan dampak positif yang baik di lapangan,” terang Coach Teco.

Selain itu, Video Assistant Referee (VAR) juga dibahas dalam workshop kali ini untuk Bali United FC.

VAR itu bersifat membantu wasit yang bertugas di lapangan dan bukan memberikan keputusan dalam suatu pertandingan.

VAR ini sendiri direncakan mulai diterapkan pada bulan Februari 2024, tetapi karena kesiapan dan lain sebagainya sehingga mengalami penundaan hingga isu yang  beredar akan diterapkan pada babak Championship Series Liga 1 musim ini.  

Dengan pelaksanaan workshop ini, harapannya seluruh tim Bali United semakin memiliki pemahaman dalam suatu pertandingan sehingga dapat respek kepada tim lawan maupun wasit yang memimpin suatu pertandingan.

Harapannya sinergitas dapat berjalan dengan baik kepada semua stakeholder dalam pengembangan sepak bola di Indonesia.

Workshop ini juga merupakan salah satu kewajiban sebuah klub menjalankan syarat Club Licensing agar memiliki standarisasi sebagai sebuah klub profesional yang bisa berkompetisi resmi di AFC.

Bali United sendiri setiap tahunnya selalu memperoleh sertifikat Club Licensing Committee (CLC) PSSI sebagai salah satu klub Indonesia yang memiliki standarisasi klub profesional.

Luar Biasa Bali United!***


Related Article