7 June 2022

KISAH HJ. SUNARTIK, SELALU SETIA TEMANI SANG PUTRA BERLAGA HINGGA KE PENJURU ASIA

Memang benar ungkapan bahwa kasih ibu kepada anaknya tak terhingga sepanjang masa. Setidaknya itulah yang nampak pada diri seorang Hj. Sunartik, ibunda dari pemain Bali United Youth kategori U-18, Ahmad Shidqi Yauma Pasha atau akrab disapa Pasha.

Teriakan lantang perempuan 52 tahun tersebut dari bangku penonton selalu menggema menyemangati Pasha kala berjuang di atas lapangan hijau bersama Serdadu Tridatu Muda.

Sambil menyantap bekal camilan yang dibawa dari rumah, matanya tetap awas mengikuti pergerakan bola. Terkadang, ia pun turut memberi instruksi bak seorang pelatih ketika skuad Bali United Youth tengah membangun serangan.

“Saya selalu menyempatkan untuk datang ke pertandingan anak saya. Walaupun pertandingan sudah berjalan beberapa menit, pasti saya sempetin hadir untuk support dia,” ujarnya penuh semangat sembari menyaksikan laga uji coba Bali United Youth melawan Porprov Badung (3/6).

Tidak hanya di kompetisi dalam negeri, ia bahkan rela terbang ke berbagai negara demi menyaksikan buah hatinya bertanding.

Beberapa negara di Benua Asia pernah perempuan asli Bojonegoro itu sambangi bersama sang suami. 

Sudah tentu Hj. Sunartik harus merogoh kocek pribadi yang tidaklah murah untuk biaya perjalanan dan akomodasi.

Semuanya dilakukan karena besar kasih dan dukungannya kepada anak bungsunya itu.

“Saya paling jauh datang untuk dukung Pasha main itu ke China (Tiongkok) tahun 2018. Setelah itu tahun 2019 sempat datang ke Singapura dan Malaysia juga. Semuanya pakai biaya sendiri,”  jelas Bu Sunartik.

Perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini mendukung penuh keputusan Pasha menggeluti dunia kulit bundar.

Meski masih berstatus sebagai pelajar di sekolah menengah atas, Sunartik tidak pernah menuntut putra satu-satunya tersebut untuk cerdas secara akademik. Ia percaya bahwa setiap anak spesial di bidangnya masing-masing.

“Kalau saya sekarang secara akademik nggak masalah. Apalagi saya tahu kesenangan dia di sepak bola. Akademik toh belum tentu juga menjamin. Prestasi setiap anak beda-beda, nggak semua di akademik aja. Hal terpenting yang bisa saya lakukan support dia dulu. Urusan jadi atau nggaknya dia, tergantung Allah yang menentukan,”  ujarnya santai.

“Alhamdulillah selama ini dia masih masuk lima besar. Mungkin dia punya kemampuan cepat paham kalau belajar. Kalau saya lihat di rumah, dia jarang belajar sih, apalagi kalau sudah capek latihan,” imbuhnya.

Seiring dengan waktu, minat dan kecintaannya terhadap sepak bola, khususnya kelompok usia muda pun kian tumbuh. 

Ibu tiga anak ini bahkan turut mengelola sekolah sepak bola (SSB) Mandala United bersama suami tercinta.

Berawal dari rasa keprihatinannya terhadap manajerial SSB tersebut yang tidak sehat, ia pun mengambil alih hingga kini mampu eksis bahkan berprestasi.

“Sebelumnya, manajemen SSB itu kacau, karena digunakan untuk bisnis. Suami dan saya pun berinisiatif untuk ngelola SSB itu. Alhamdulillah, setelah kami pegang sejak 2014, prestasi anak-anak bagus,” jelas Sunartik.

Berkat dedikasi serta pengelolaan yang sehat, timnya itu berhasil mengorbitkan sejumlah bintang muda potensial ke kancah sepak bola profesional seperti Agus Mahendra yang telah merasakan trofi juara Liga 1 bersama Bali United hingga Prince Patrick Kallon di PSM Makassar.

Terbaru, Komang Aryantara yang dipromosikan ke tim Bali United senior juga binaan Mandala United sebelum bergabung dengan Bali United Youth.

Sederet pencapaian positif tersebut diawali oleh niat murni untuk memberikan wadah bagi anak-anak muda agar terhindar dari jerat pergaulan negatif.

“Niat kami membina anak-anak lewat sepak bola supaya mereka nggak terjerumus ke hal-hal yang salah. Jadi mending mereka main bola yang bagus untuk kesehatan juga,” ungkapnya sambil tersenyum.

Peluit panjang pun berbunyi, sontak ia berdiri dan memberikan tepuk tangan mengapresiasi perjuangan anak-anak Bali United Youth.

Walaupun harus menelan kekalahan 0-1 dari sang lawan, tidak nampak guratan kecewa pada wajahnya atas penampilan Pasha dan kawan-kawan.

“Ke mana atau di manapun Pasha main, pasti akan saya dukung penuh. Yang penting satu, ngaji jangan ketinggalan,” tutupnya sembari membereskan barang-barangnya.

Dukungan tulus tanpa putus dari orang terkasih akan selalu menjadi penyemangat bagi siapapun yang tengah berjuang menggapai mimpi.

Related News


Tinggalkan Balasan

SPONSORS
MEDIA PARTNERS