



STEFANO CUGURRA: SEJARAH BACK TO BACK CHAMPIONS HINGGA SOAL PEMAIN MUDA, DARI KRITIK JADI PEMANTIK!
Perjalanan sang pelatih kepala Stefano Cugurra telah mencapai garis finish bersama Bali United di musim 2024/25.
Pasca 6 tahun mendampingi tim Serdadu Tridatu, Coach Teco akan berhijrah ke klub lain untuk mencari tantangan baru setelah persembahan indah yang sudah diberikan untuk klub pulau Bali ini.
Dua trofi Liga 1 musim 2019 dan 2021/22 menjadi prestasi yang disematkan Bali United sekaligus akan menjadi sejarah panjang di Liga 1 Indonesia.
Awal tahun 2019 menjadi awal perjumpaan Bali United dengan Coach Teco yang berstatus pelatih juara bersama Persija Jakarta di musim sebelumnya.
“Awal saya datang di Bali manajemen minta target juara dan tidak mau berada di peringkat kedua. Saya berhasil buktikan dengan memberikan dua piala untuk tim Bali United,” ucap Coach Teco.
Bali United adalah tim baru di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia.
Berdiri tahun 2015, Serdadu Tridatu mampu mengejutkan pecinta sepak bola tanah air dengan permainan menyerang mereka di tahun 2017.
Bahkan produktifitas gol sangat tinggi dengan torehan 76 gol dari 34 pekan pertandingan dimana per laga mampu mencetak di atas 3 gol.
Namun sayang, saat itu Bhayangkara FC keluar sebagai juara karena kalah head to head dengan peroleh jumlah poin akhir sama 68 poin.
Kehadiran pelatih asal Brasil di tahun 2019 itu memberikan secercah harapan untuk sebuah prestasi juara Liga 1 di Indonesia.
Datang dengan amunisi pemain baru terutama memperkuat lini belakang seperti Willian Pacheco, Gunawan Dwi Cahyo, Leonard Tupamahu, Michael Orah hingga Haudi Abdillah.
Bahkan gelandang serang yang membawa Bhayangkara FC juara di musim 2017, Paulo Sergio dipinang untuk datang ke Bali United di musim 2019.
Musim pertamanya, Bali United tampil digdaya dengan mendominasi lini tengah yang saat itu dihuni trio Fadil Sausu, Brwa Nouri dan Paulo Sergio.
Skuad pada musim itu mampu mengoleksi 64 poin dari 19 kemenangan, 7 imbang dan 8 kekalahan serta mengunci gelar juara pada pekan ke-30.
Sejarah baru yang tercipta, kompetisi belum usai namun sang juara sudah dipastikan milik Bali United.
Pada musim keduanya di musim 2020, pertandingan Liga 1 baru berjalan 3 laga harus dihentikan karena pandemic Covid-19.
Alhasil, perjalanan Bali United di kompetisi Asia kali kedua harus dibatalkan dan tidak dilaksanakan.
Setelah tarik ulur dimulainya kompetisi, akhirnya musim baru dimulai dengan format kompetisi musim menjadi 2021/22 dan sistem terpusat atau bubble kompetisi dilaksanakan.
Memulai dari series pertama di Jakarta dan sekitarnya, kemudian Yogyakarta dan Solo series kedua dan ditutup series terakhir di Bali.
Serdadu Tridatu mengalami fase di papan klasemen naik turun dan selalu berada di 5 besar.
Pada musim ini, Bali United kembali meraih gelar juara dengan jumlah poin yang lebih banyak dibandingkan musim 2019.
Serdadu Tridatu mengoleksi 75 poin dari 23 kemenangan, 6 imbang dan hanya 5 kekalahan dengan status juara yang diperoleh pada pekan ke-33 usai Persik Kediri dan Persib Bandung bermain imbang.
Sejarah kembali terulang, dimana Bali United menjadi tim pertama yang berhasil Back to Back Champions Liga 1 di Indonesia.
Usai sejarah juara beruntun yang diperoleh, musim berikutnya yaitu 2022/23, 2023/24 dan terakhir 2024/25 situasi tim selalu naik turun.
Musim 2022/23, PSM Makassar keluar sebagai juara dan Bali United berhasil menutup kompetisi dengan peringkat ke-5 di klasemen.
Musim berikutnya, terjadinya perubahan format dimana 4 tim terbaik di papan klasemen kembali beradu di semifinal.
Bali United yang saat itu berada di peringkat ke-3 klasemen bertemu di semifinal dengan Persib Bandung yang berada di posisi kedua.
Alhasil, Persib Bandung keluar sebagai juara pasca melaju ke final dan berhasil menang atas Madura United dalam dua leg pertandingan.
Dan musim terakhirnya kali ini yaitu 2024/25, Stefano Cugurra cukup kesulitan membawa timnya bersaing di papan atas.
Badai cedera pemain yang cukup banyak membuat dirinya harus melawan tantangan berat menghadapi tim-tim yang semakin kuat di arena pertandingan.
Belum lagi soal jadwal pertandingan yang padat yang kerap mengganggu persiapan timnya.
Alhasil, sebelum menutup laga musim ini melawan Persebaya Surabaya (23/5), Bali United berada di posisi ke-10 klasemen Liga 1 musim ini.
Jika berhasil menang, posisi Bali United bisa naik dua atau tiga tingkat diatasnya.
Namun jika kalah dari Persebaya, maka kemungkinan besar Bali United bakal tetap berada di posisi ke-10 untuk musim ini.
Sepanjang perjalanan Teco bersama Bali United, banyak kritikan datang pada dirinya baik melalui sosial media maupun dalam pemberitaan.
Hal itu wajar, mengingat sebagai pelatih kepala di kompetisi Liga 1, dia masih menjadi yang terbaik karena raihan prestasi Liga 1 sebanyak tiga piala.
Satu bersama Persija Jakarta musim 2018 dan dua bersama Bali United musim 2019 dan musim 2021/22.
Salah satu kritik pedas yang diperolehnya yaitu soal pemain muda yang tidak disukai oleh mantan pelatih fisik Persebaya Surabaya tahun 2003 ini.
“Setelah kami juara dua kali, manajemen minta saya cetak pemain muda dan musim ini kami berhasi minimal 5 pemain sudah sangat siap main sebagi pemain inti,” jelas Coach Teco.
Sebenarnya sejak kehadirannya di Bali United, pemain muda selalu ada dalam skuadnya.
Hanya saja target juara yang dibebankannya pada waktu itu, seketika memilih pemain yang siap mental dalam suatu pertandingan.
Pelan tapi pasti, musim 2022/23, Teco sudah memanggil beberapa pemain dari binaan Bali United Youth untuk bergabung dengan skuad senior saat itu.
Saat itu beberapa nama seperti Rahmat Arjuna, Komang Tri, Kadek Arel, Made Tito, Kadek Dimas memperoleh menit bermain pertama mereka bersama Bali United.
Hingga akhirnya di akhir perjalanan kariernya beberapa pemain muda ini menunjukkan kualitas mereka.
Pada musim sebelumnya, trio andalan pemain muda seperti Kadek Arel, Rahmat Arjuna dan Made Tito selalu mendapat kesempatan membantu Bali United.
Nama terakhir bahkan sudah tampil di ajang AFC Cup bersama Gede Sunu Jyesta Wibawa.
Sayang di musim ini, kedua nama terakhir itu mengalami cedera lutut yang membutuhkan waktu pemulihan untuk kembali lebih kuat.
Arel dan Arjuna menjadi bukti kualitas mereka di lapangan dimana Arel mencatatkan menit bermain di musim ini 1.361 menit sementara Arjuna dengan 1.657 menit bermain.
Arel pun masih dipadatkan dengan jadwal bersama Timnas Indonesia.
Disamping kedua nama yang konsisten bermain, Teco juga mulai terbuka memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda lainnya yang dirasa siap secara fisik dan mental.
Beberapa nama lain seperti Maouri Simon, Nathan Ari, Dillan Rinaldi, hingga yang terbaru adik dari Kadek Agung yaitu Ananta Krisna.
Jika ditotal jumlah pemain muda dalam skuadnya di musim ini terbilang banyak yaitu hampir 20 pemain, termasuk tiga pemain muda dari Timnas U17 yaitu Putu Panji, Ekayana dan Ida Bagus Cahya juga menjalani latihan bersama Teco.
Pelatih yang mengantongi lisensi A PRO ini pun berharap kepada pemain muda dalam timnya untuk siap bersaing di musim depan meski tidak dengan dirinya yang melatih.
“Meski sudah ada beberapa pemain siap main sebagai pemain inti, saya berharap pemain lainnya bisa kerja keras di latihan bersama pelatih baru nanti. Saya yakin mereka pemain muda ini pasti sudah lebih siap di Liga 1 musim depan bermain sebagai inti atau masuk dari bangku cadangan,” terang Coach Teco.
Sebentar lagi, nama Coach Stefano Cugurra akan menjadi sejarah yang pernah menjadi bagian indah bersama Bali United.
Pelatih baru yang datang tentu akan melanjutkan peninggalan baik yang diberikan oleh Coach Teco.
Terima kasih atas dedikasi dan perjalanan indah yang diukir bersama Coach Teco, semoga sukses di perjalanan berikutnya.
Obrigado Coach Teco!***